HIGHLIGHT 2019

Kepada pendukung Ranu Welum yang terkasih - teman-teman, donor, relawan, mitra, pembaca, semua orang yang membela keadilan di seluruh dunia.

Salam dari jantung pulau Kalimantan - Selamat Tahun Baru 2020!

Tahun 2019 adalah tahun yang penuh tantangan dan telah kita lewati. Terdapat pencapaian-pencapain yang bisa kita hargai dan syukuri. Kami mempersembahkan untuk anda inisasi-inisasi masyarakat adat yang berhasil tahun ini, berikut adalah tujuh highlight tahun 2019!


1. FILM FESTIVAL MASYARAKAT ADAT

Tahun ini kami berhasil mengadakan 3 Festival Film Masyarakat Adat dengan tema: "Cerita yang Bermakna". Berbagai cerita dibawa dari tanah suku-suku Pribumi seluruh dunia, dari berbagai suku Dayak Kalimantan sampai orang-orang Sapara di Amazon Ekuador.

Lebih dari 50 film tentang Masyarakat Adat yang diciptakan oleh filmmaker Masyarakat Adat dari 14 negara (India, Malaysia, Kanada, Afrika Selatan, dll.) ditayangkan kepada audiens global. 60 filmmaker & seniman Masyarakat Adat hadir dan total penonton adalah lebih dari 1,000 orang! Berikut festival-festival yang kami berhasil selenggarakan di tahun 2019:

  1. 2nd Bali International Indigenous Film Festival (BIIFF) | 10 - 12 MEI 2019, DI Njana Tilem Museum & Paradiso Ubud, BALI.

  2. International Indigenous Film Festival Kuching | 7 - 12 Juli 2019, BAGIAN DARI Rainforest Fringe Festival 2019 DI Sarawak, Malaysia. 

  3. 2nd Kalimantan Indigenous Film Festival (KIFF) | 9 - 11 AGUSTUS 2019, DI BIOSKOP XXI Palangkaraya, Kalimantan TENGAH. DALAM RANGKA HARI MASYARAKAT ADAT INTERNASIONAL.

Dari dokumentasi tentang ritual tradisional hingga film yang membawa cerita tentang masalah-masalah yang dialami komunitas Masyarakat Adat - besar atau kecil, setiap cerita memiliki makna.


2. TRAINING PEMBUATAN FILM RANU WELUM

Ranu Welum telah memperkuat kemampuan pemuda/pemudi Masyarakat Adat untuk menggunakan media sebagai alat untuk memberi dampak sosial dan menyuarakan masalah sosial dan lingkungan yang dihadapi di sekitar. Tahun ini, tiga lokakarya pelatihan media diadakan di Kalimantan oleh Ranu Welum Media:

  1. KABUPATEN Landak (Kalimantan BARAT) | tEMA: ‘Video DAN DESAIN UNTUK DAMPAK SOSIAL’, PADA 24 April 2019. 12 PEMIMPIN MUDA DARI BERBAGAI DAERAH DI KAB. LANDAK MENGIKUTI TRAINING INI.

  2. KABUPATEN Barito TIMUR (Kalimantan TENGAH) | TEMA: ‘Media & LITERASI DIGITAL’, PADA 29 & 30 April 2019. 10 SISWA DAN AKTIVIS MENGIKUTI TRAINING INI.

  3. Palangkaraya (KALIMANTAN TENGAH) | topiK: ‘VIDEO UNTUK PERUBAHAN SOSIAL’, ‘ESTETIKA AUDIO-VISUAL’, ‘PRODUKSI Film’, ‘MEMBUAT DoKumentEr Low Budget’, DAN ‘ELEVASI: CARA MEMBAWA KARYA AUDIOVISUALMU KE AUDIENS GLOBAL’, PADA 11 AGUSTUS 2019. LOKAKARYA INI MERUPAKAN BAGIAN DARI FILM FESTIVAL MASYARAKAT ADAT KALIMANTAN 2019, DIMANA 9 FILMMAKER MASYARAKAT ADAT DARI BERBAGAI PROVINSI KALIMANTAN MEMBERIKAN TRAINING KE 18 ANAK MUDA PALANGKARAYA.


3. THE HEARTLAND PROJECT

Diinisasikan oleh YOUTH ACT, The Heartland Project adalah gerakan anak muda untuk memulihkan hutan Indonesia. Berhasil diadakan dua kali tahun ini, 2.535 pohon ditanam pada 21 - 23 Juni 2019 oleh 1,188 orang di seluruh Indonesia untuk The Heartland Project pertama dan 5.317 pohon oleh 2.535 anak muda pada 20 - 22 November 2019 untuk The Heartland Project kedua.

Dengan anak muda sebagai kekuatan pendorong untuk mengatur gerakan ini, tahun ini kami mencatat 3.500+ orang telah menanam 7.500+ pohon sebagai bagian dari The Heartland Project. Karena kami melakukan upaya reboisasi sendiri, kami belajar bahwa menanam pohon tidak mudah. Walau demikian, tidak berarti bahwa itu tidak mungkin dilakukan oleh anak muda. Sama seperti namanya, ini lebih merupakan upaya dari hati ke hati. Merawat bumi adalah tanggung jawab yang harus dilakukan setiap orang, tidak hanya pekerjaan bagi para pencinta lingkungan atau proyek untuk organisasi pemerintah & NGO saja.


4. KALIMANTAN RELIEF EFFORT

Musim kemarau 2019 ini merupakan bencana besar karena kebakaran hutan melanda seluruh dunia, termasuk hutan Kalimantan. Kami menolak untuk diam dan tidak melakukan apa pun dalam keadaan darurat ini. Anak-anak muda Palangkaraya yang berpikiran sama menjadi voluntir di Kalimantan Relief Effort (Usaha Pemulihan Kalimantan) oleh YOUTH ACT, yang terbagi menjadi 3 divisi utama:

  1. HAZE SHELTER (RUMAH AMAN ASAP) | Kantor kami berfungsi sebagai Tempat evakuasi dari Asap dan buka 24/7, masker N95 dan pemeriksaan medis tersedia secara gratis. Lebih dari 500 orang Terlindungi dari pm 2.5 dengan mengungsi ke haze shelter kami selama keadaan darurat. Per Desember 2019, di kalimantan tengah sudah ada 2 haze sehlter lainnya yaitu di sekolah PKBM Candra Kirana dan SHM Mahanaim (keduanya di Palangkaraya).

  2. perlindungan kesehatan untuk masyarakat pedesaan | 478 orang di 5 desa menerima pemeriksaan medis gratis. sebanyak 24,930 masker N95 didistribusikan di 3 provinsi kalimantan.

  3. tim pemadam kebakaran | berjuang di garis depan berarti menghadapi api. tim “KATUYUNG” (tim voluntir Pemadam Kebakaran youth act) terdiri dari 7 penduduk lokal muda, dengan usia mulai dari 18 hingga 25 tahun. KATUYUNG pergi bertugas 5 kali seminggu, bekerja dengan petugas pemadam kebakaran lainnya dari TAGANA Palangkaraya & TimCegahApi dari Greenpeace


5. KALIMANTAN CLIMATE STRIKE

20 - 27 September 2019. DELAPAN hari #JedaUntukIklim menyuarakan keadaan darurat kabut asap dan kebakaran hutan di Kalimantan. 319 anak muda di Palangkaraya, Ketapang, dan Pontianak bersatu untuk menyuarakan dan menuntut Keadilan Iklim untuk Kalimantan: Akhiri 22 tahun Kebakaran Hutan Kalimantan sekarang!

Dari melakukan long-march setiap pagi dalam kabut tebal yang berbahaya, lalu distribusi masker N95 gratis setelah aksi, hingga audiensi dengan DPRD Kalimantan Tengah dan petisi "ClimateJustice4Kalimantan" ditandatangani oleh Gubernur Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran.

Kami berharapkemenangan yang diraih oleh Kalimantan Climate Strike [Palangkaraya] akan memotivasi anak-anak muda Kalimantan di provinsi lain, sehingga para gubernur lainnya, serta Presiden dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sepakat untuk bekerja sama dalam mewujudkan keadilan iklim untuk seluruh Kalimantan, 22 tahun kebakaran hutan harus dihentikan!


6. DOKUMENTER DAYAK

Rilis tahun 2019: “Jumpun Lewu Kami” & “Dayak: Menghadapi Raksasa”. Segera rilis di 2020: “When Women Fight 3: Breaking The Game”

1. “JUMPUN LEWU KAMI” oleh DAAI TV. Berbagai media terbang ke Kalimantan untuk mendapatkan laporan tentang kebakaran hutan dan kabut asap. DAAI TV, saluran TV nasional datang kepada kami ingin mendapatkan cerita yang tak terliput oleh media mainstream. Judul film ini dalam bahasa Dayak Maanyan yang artinya “Hutan, Rumah Kami” - menceritakan arti hutan bagi Masyarakat Adat Dayak dan alasan utama dari kebakaran di Kalimantan.

2. “Dayak: Menghadapi Raksasa” oleh RANU WELUM MEDIA. Meskipun legal, jumlah perusahaan industri ekstraktif yang mengeksploitasi sumber daya alam terlalu banyak. Dampak lingkungan tidak diperbaiki dan kebijakan restorasi diabaikan. Perusahaan-perusahaan yang berjanji untuk memberikan kesempatan kerja kepada Masyarakat Adat akhirnya hanya mempekerjakan kurang dari 5 pekerja Masyarakat Adat dan sisanya adalah pekerja luar. Kisah yang Masyarakat Adat di seluruh dunia juga alami, yaitu menghadapi kerusakan lingkungan dan konflik sosial di tanah leluhur sendiri.

3. “When Women Fight 3: Breaking The Game” di produksi oleh Denise Dragiewicz & Emmanuela Shinta. (Segera rilis Maret 2020) "Anda mungkin harus bertarung lebih dari satu kali untuk memenangkannya." Terlepas dari tekadnya untuk membawa perhatian dunia pada masalah Kalimantan yang bertujuan untuk perubahan, Emmanuela Shinta dan timnya harus menghadapi tantangan terbesar yang nyata sebagai aktivis Masyarkat Adat Dayak. Bagian terakhir dari trilogi, “WHEN WOMEN FIGHT 3: Breaking The Game” akan dirilis dalam empat episode.


7. YOUTH ACT LAUNCH

YOUTH ACT pertama kali dimulai pada tahun 2016 oleh Emmanuela dan timnya sebagai Youth Act Campaign yang diluncurkan setelah bencana lingkungan besar di Indonesia yang berdampak ke negara-negara tetangga dan menjadi perhatian dunia sebagai penyumbang karbon terbesar untuk perubahan iklim. Tahun ini kami meluncurkan kampanye YOUTH ACT di 5 kota di seluruh dunia:

  • Kyoto, Jepang

  • Bonn, jerman

  • Stanford, California, a.s.

  • Iquitos, Peru

  • New York City, New York, a.s.

YOUTH ACT bukan sekedar sebuah organisasi, YOUTH ACT adalah gerakan pemuda. Slogan kami adalah "Orang biasa yang menolak untuk tidak melakukan apa-apa". KAMU juga bisa menjadi bagian dari solusi. Ayo BERTINDAK sekarang, bersama-sama!

 

2019 penuh dengan tantangan dan juga berkah. 2020 adalah tahun yang ingin kami lalui dengan penuh semangat!

Kami berharap untuk meningkatkan Festival Film Masyarakat Adat pada skala Internasional untuk Kalimantan, serta lebih banyak lokakarya dan penguatan Masyarakat Adat untuk saudara-saudari Dayak kami di daerah pedesaan.

Meskipun kami tidak ingin kebakaran hutan terjadi lagi, prediksi iklim mengatakan kekeringan pada tahun 2020 akan lebih buruk. Kami akan terus mengadvokasi kebijakan-kebijakan yang berkelanjutan (sustainable), melakukan tindakan reboisasi, dan mempersiapkan lebih banyak Haze Shelter (Rumah Aman Asap) di Kalimantan.

Terima kasih sebanyak-banyaknya untuk anda - atas dukungan tanpa akhir dan telah menjadi bagian dari perjalanan kami untuk menyuarakan keadilan bagi masyarakat adat. Mari kita terus perjuangkan Hak Masyarakat Adat untuk akhirnya diakui di Indonesia pada tahun 2020!

Mari kita satukan HATI untuk MASYARAKAT ADAT

Palangkaraya, December 31 2019

TIM RANU WELUM