Faktanya, meski hanya berjumlah kurang dari 5% populasi dunia, masyarakat adat mengelola lebih dari 80% keanekaragaman hayati global. Pengetahuan, tradisi, kearifan lokal dan praktik budaya mereka penting bagi kesehatan bumi, terutama di masa krisis iklim yang krusial ini. Tantangannya, selama turun temurun kearifan lokal dilestarikan dan disebarkan melalui pertukaran lisan secara tradisional. Artinya, terdapat keterbatasan ruang lingkup dan daya tarik di era hiperaktif media. Meskipun teknologi memungkinkan kita untuk melestarikan informasi lisan dalam banyak cara, terutama dengan munculnya media sosial, masih terdapat kesenjangan dalam penggunaan media sosial oleh masyarakat adat. Asumsi bahwa masyarakat adat buta teknologi masih sangat kuat. Dalam konteks masyarakat Dayak, generasi muda cenderung menjadi penonton dibandingkan pencipta.
Pemberdayaan generasi muda Dayak/Kalimantan dalam pengetahuan tentang penggunaan teknologi audio visual untuk melestarikan budaya dan adat istiadat mereka sendiri sangatlah penting. Melalui DAYAK CREATOR FELLOWSHIP PROGRAM ini, pemuda adat dapat meningkatkan kreativitas, berinovasi dan bertransformasi dari seorang digital viewer menjadidigital creator, dan menciptakan konten yang dapat membantu mempersiapkan generasi mendatang untuk memahami pentingnya pengetahuan masyarakat adat bagi kesehatan bumi, dan menumbuhkan rasa bangga terhadap identitas mereka sebagai generasi muda masyarakat adat. Dengan demikian, generasi muda dapat terhubung kembali dengan alam dan juga akar identitas mereka, sekaligus menjadi jembatan antara pengetahuan adat tradisional dan dunia futuristik.
Deadline: 25 September 2024
Pengumuman: 30 September 2024
Fellowship akan dimulai dari bulan Oktober hingga Agustus 2025.
Bentuk dukungan bagi fellow terpilih: Stipend, mentoring, skill building, networking, live in experience, dana untuk produksi film.